Tidurku Terbangun Karena Pak Pecalang

Entah apa saja mimpiku semalam, yang aku inget hanyalah suara pintu yang sedang digedor-gedor keras, dan suara ribut-ribut di depan kost ku. Kemudian lekas aku terbangun dan ternyata suara yang keras tadi adalah pintu kamar kost ku, “hemb, siapakah dibalik pintu itu”  lalu secepatnya aku membukanya, aku lihat ada tiga orang yang berseragam lengkap yaitu satu pak Tentara dengan membawa senapan laras panjang yang digendong didepan dan dua orang adalah Pak Pecalang dengan membawa keris yang di selipkan dipunggung bawah memakai baju adat Bali. Mataku melotot dan kaget, tanpa aku sadari yang aku kenakan hanyalah celana pendek tipis tanpa mengenakan atasan sambil kebingungan. “Aku pikir adalah tetenggaku yang baik hati yang setiap pagi membangunkanku untuk sholat subuh, tapi itu hanyalah bayanganku saja, ini tidaklah mimpi ini memang kenyataan, dibangunkan tiga orang berseragam dengan cara gedor-gedor pintu dipagi buta”  Pengalaman pertama selama dua tahun tinggal di Bali.

Yang namanya bangun tidur yaa memang begitu Pak apalagi ini masih pukul 05.15am, akupun masih ngantuk. Aku benar-benar kebingungan ada apa dipagi ini, aku sih berpikir positif saja “Oh mungkin ini razia kipem yang di adakan pertiga bulan disetiap banjar”
Lantas aku bertanya pada Pak Pecalang tersebut “ada apa Pak, ada yang bisa saya bantu?” tanyaku sambil terbata-bata, matapun masih sedikit merem, dan memang benar-benar masih nagntuk. 
kemudian mereka menjawab “mohon maaf menggangu tidur Masnya, kami hanya ingin menanyakan identitas saja, yaitu kipem” sambil matanya melihat isi kamarku dan tolah-toleh kanan kiri, mungkin mereka berpikir ada cewek yang aku simpan dalam kamar ini.  langsung saja aku mencari dompet yang aku lupa taruh dimana tadi, mereka kembali bertanya lagi padaku “sama siapa Mas tinggal disini?”
lalu aku jawab dengan tegas, meski masih kebingungan mencari dompetku “sendiri Pak.”

Setelah dompetku ketemu lalu aku sodorkan KTP karena aku belum mempunyai kipem alias Kartu Identitas Penduduk Sementara yang harus dimiliki setiap pendatang di banjar tersebut,
kemudian mereka melihat dan periksa KTPku dengan mengajukan pertanyaan untukku “kipemnya mana?” dengan garang mereka berkata, sambil membaca identitas KTPku mereka kembali bertanya lagi “kok Plumpang, ini Plumpang mana Mas?”
lalu aku menjawab “eeem, maaf Pak saya belum punya kipem disini, yang saya punya hanyalah SIM saja, yang berdomisili Kuta Utara. Itu Plumpang Jawa Timur Pak, Kabupaten Tuban” sambil aku menyodorkan SIM yang masih aku bawa, mereka mengembalikan KTPku, lantas merekapun melihat dan membaca identitas yang ada pada SIM tersebut.


Disitulah aku bernafas lega karena aku pikir SIM sudah cukup mendukung untuk mengganti sebuah kipem, dan pada akhirnya mereka tanya padaku dan masih periksa SIM yang saya sodorkan tadi “sudah berapa lama tinggal dibali Mas?”
lalu aku jawab cepat “dua tahun Pak” karena memang masih agak bingung antara kena denda atau tidak, karena cukup lama SIMku diperiksa oleh Para Bapak Pecalang itu.

Dan alhmdulillah pada akhirnya SIMku dikembalikan juga, tapi dengan catatan “nanti tiga bulan mendatang harus sudah buat kipem” ucap Pak Pecalang yang baik hati padaku , hehhehe. “Oh iya Pak, terima kasih sekali jika nanti ada waktu saya akan buat kipem itu” kataku dengan merasa lega atas ucapan dari mereka.

Kemudian mereka menyarankanku untuk tidur kembali. Aku sangat bersyukur sekali karena pada saat itu aku benar-benar tidak banyak memegang duit didompetku untuk membayar denda yang jika akan dikenakan padaku.
Dengan menutup pintu kamarku  “Alhamdulillah Yess” kataku sambil tersenyum, rasa ngantuk pun jadi hilang.  hehehe….

*****
Jika kita pendatang dibali, segeralah untuk membuat KIPEM alias Kartu Identitas Penduduk  Sementara karena itu adalah penting dan wajib bagi pendatang yang tinggal di Wilayah Bali, tujuannya adalah mengitung atau men-data para pendatang dan mengantisipasi adanya teroris seperti yang telah terjadi beberapa tahun silam.
Bali Is The best for me, I love Bali.
Budayakan Budaya Bali. 

Komentar