Asyiknya Menjadi Anak Rantau

Cerpen ini ditulis oleh seorang remaja kampung yang biasa di panggil oleh Bapaknya dengan sebutan Udin, dari temannya Ia akrab di panggil dengan nama Kang Aziz, ketika itu ia masih berusia 19 tahun, yang mempunyai keinginan untuk bekerja di kota Surabaya, kota yang di kenal sebagai Kota Pahlawan. Udin mempunyai keinginan setinggi langit, termasuk untuk pergi di Surabaya. ia pergi ke Surabaya dengan teman sebayanya yang bernama Iwan dan Arly mereka adalah teman sekampung yang selalu bersama dimanapun, dan kapanpun. Mereka memang teman yang sangat akrab sekali dan sama-sama memiliki keinginan untuk pergi di kota Surabaya.

  Saat mereka hendak pergi ke Surabaya, mereka di antar ke-pertigaan (tempat halte bus berada) pada sore hari menjelang malam (senja) pukul 4.45pm dengan menggunakan mobil pick up yang di kemudikan oleh Pak No, Bapaknya Udin. Karena hari sudah sore ketika sesampai di halte, kata Pak No dengan jabat tangan anaknya, "Nak Bapak langsung pulang ya..." , jawab Udin dengan tersenyum haru "iya Pak hati-hati, jaga ibu dan adik-adik ya Pak", Iwan dan Arly saling berpamitan juga untuk berterimakasih kepadanya.

  Setelah di halte mereka bertemu dengan Bapak-Bapak yang mengantarkan anak Gadisnya, sambil menunggu bus yang akan di tumpanginya Udin menyapa kepada Bapak itu, Pak Amat namanya, "Sore pak" ucap Udin dengan wajah tersenyum, "sedang apa disini Pak" tambah Udin, "sedang antar anak saya dek" kata Pak Amat dengan melihat anak gadisnya dan memperkenalkan Udin kepada anaknya yang bernama Eva, "ini anak Saya" ucap Pak Amat. Ketika itu Iwan dan Arly sedang serius ngobrol berdua di kursi sebelah Udin tempat halte, setelah sekian lama (hampir satu jam) datanglah bus jurusan Terminal Wilangun Surabaya dan kebetulan saja Eva satu jurusan dengan mereka, kemudian Pak Amat tak segan-segan untuk menitipkan Eva kepada Udin, lalu berpamitlah Eva kepada Bapaknya, "Pak,,, Eva berangkat dulu ya," sambil mencium tangan Bapaknya. berikut dengan Udin, Iwan dan Arly, mereka ikut senang karena bertambahlah teman untuk pergi ke Surabaya bersama-sama.

   Ketika di dalam bus Eva duduk sebelahan (satu bangku) dengan Udin sedangkan Iwan dan Arly mereka duduk di kursi bagian depan (satu baris di depan Udin), Eva dan Udin sedang asyik ngobrol bercerita mengenai saat di kampung, 

"sebelumnya kerja apa dek" tanya Udin sambil senyum, jawab Eva dengan polos, "baru lulus sekolah mas". Obrolan itu berlangsung cukup lama, Eva yang masih berusia 18 tahun lebih muda daripada Udin, namun Eva bisa menjadi satu teman mereka yang masih berparas anak-anak, cara ngomong Udin yang lembut membuat Eva tertarik, "pikir Eva dalam hati". Kemudian Iwan melihat kebelakang tau Udin Dan Eva ngobrol Ia pun ikutan menyambung obrolan yang sedang berlangsung tersebut, "Din... gag pada ngantuk ta,, ini Arly udah tidur,," ucap Iwan sambil lihat Eva dengan tersenyum, hanya sekilas saja Iwan mengisi dalam obrolannya, "masih belum ngantuk Wan, jawab Udin lalu lihat jam "kamu tidurlah Wan", tambahnya.

   Pada saat itu Arly sudah tertidur Iwanpun langsung ikutan juga tidur bersebelahan dan saling bersandar dibahu Iwan. Sedangkan Udin dan Eva masih tetap mengobrol, setalah sekian lama mereka ngobrol bla blaa blaa,.... akhirnya sampai juga di Terminal Wilangun Surabaya Iwan dan Arly di bangunkanlah oleh Udin dan bersiap untuk turun dari bus,"Iwan, Arly cepet bangun, kita sudah sampai di terminal Surabaya", lalu keduanya bergegas bangun dengan membawa ranselnya, . Setelah turun dari bus mereka mencari tempat istirahat sementara untuk menunggu angkot yang akan membawa mereka ke tempat tujuan masing-masing. "Kita duduk disini dulu sambil nunggu angkot" dengan suara pelan ujar Iwan, sambil mententeng ransel masing-masing.

   Udin , Iwan, dan Arly mereka satu jurusan ke arah Karang Menjangan (karmen), sedangkan Eva beda jurusan, Ia naik angkot jurusan Jembatan Merah Plaza (JMP),  lalu beberapa menit kemudian angkot yang akan di tumpangi Eva sudah tiba, langsung Eva berpamitan dengan Udin, Iwan, dan Arly sambil berjabat tangan dan meninggalkan nomor HPnya, "Mas aku pamit dulu yaa, trimaksih sudah bisa temanin sampai disini," ucap Eva. "iya sama-sama, hati-hati di jalan" ucap Udin.
   Berselang tidak lama datanglah angkot untuk jurusan Karang Menjangan namun penumpang di dalamnya sangat full dan terlihat sempit, kemudian ditolaklah angkot tersebut oleh Arly, "Maaf Pak nunggu selanjutnya saja", mereka kembali duduk untuk menunggu angkot berikutnya yang akan datang. Ketika itu hari sudah terlihat malam dan menunjukkan pukul 8.30pm, mereka yang sudah payah, capek, dan ngantuk dan yang baru pertama menginjak Kota Pahlawan mereka agak sedikit panik karena terlalu lama menunggu angkot tersebut, "sampai berapa lama lagi kita duduk disini, menunggu angkot yang tak kunjung datang" kata Iwan sambil kelelahan.


  Namun nasib baik selalu buat mereka, karena angkot untuk jurusan Karang menjangan telah datang kemudian mereka kembali tersenyum sambil jalan untuk masuk kedalam angkot tersebut dan bernafas lega karena angkot yang di tumpanginya hanya berisi lima penumpang saja, termasuk sopirnya, "Alhamdulillah,, penumpangnya cuma sedikit," ucap Udin dengan Nada pelan.

  Setelah dalam angkot mereka ngobrol dan mereka melihat gedung tinggi-tinggi yang berhias lampu-lampu malam yang sangat indah, mereka sangat terkejut sekali, mereka yang hanya orang kampung yang baru pertama mengijak kota mereka merasa sangat bahagia. keinginan Udin untuk ke Kota pahlawan terlaksana dengan baik, termasuk Iwan dan Arly juga mendambakan hal tersebut, dengan Wajah riang Udin berkata, "Alhmdulillah,," berikut Iwan dan Arly. 

Setelah sekian lama di dalam angkot, kemudian sampai di tempat tujuannya Karang Menjangan (karmen) lalu turunlah mereka, meski sudah capek, payah, dan ngantuk mereka masih bisa tetap tertawa sambil melihat gedung tinggi yang ada di depannya, gedung tersebut adalah RSUD Dr. SOETOMO, yang katanya gedung RS terbesar di indonesia bagian timur. Mereka terkesima melihat gedung tersebut, sambil berkata "kok ada yaa, gedung se-gede ini" ujar Arly dengan menggelengkan kepala. 

***
   Sambil berjalan, HP yang di kantong Udin berdering, kemudian di baca pesan tersebut, "udah sampai mana Din,,,?" kata Pak Suyan lewat SMS di HP Udin. Pak Suyan adalah orang yang akan mempekerjakan mereka di sebuah Warung di dekat gedung tersebut, Udin kenal pak Suyan dari Pamannya yang sudah lama tinggal di Kota pahlawan, dengan berjalan pelan-pelan sambil melihat bangunan tinggi di sekitarnya, belum sampai di balas SMS dari pak Suyan beberapa menit kemudian mereka ketemu di depan Warung yang akan ditempati mereka bekerja. Setelah itu, langsung saja Pak Suyan mengajak pulang kerumahnya untuk bermalam, "Ayo Din kerumah dulu, besok kalian baru mulai kerja'',dengan nada pelan dan ramah, alu jawab Udin sambil menganggukkan kepala, "iya Pak," dengan mengajak Iwan dan Arly, "Ayo Rek" tambah Udin. 

   Setelah sampai dirumah Pak Suyan menjelaskan pekerjaan mereka untuk besok,blaa blaa blaa,,  "sudah,, istirahat dulu,," sambil menunjukkan kamar mereka, "ini kamar kalian, tidurlah hari sudah malam,,", "iya Pak,,, jawab mereka dengan melihat kamarnya.

Kemudian tidurlah mereka dan Pak Suyan juga mulai masuk kamar bersama anak dan istrinya.

  Hingga tengah malam Arly terbangun, setelah terbangun Ia tidak bisa tidur lagi sampai menjelang pagi tiba, sambil berbaring dan melihat keatap kamar. Sedangkan Udin dan Iwan sedang tertidur lelap sampai pagi tiba, mereka terbangun untuk sholat subuh, "Ayo Wan sholat dulu," ucap Udin. Sedangkan Arly yang semalam tidak bisa tidur Ia baru langsung tertidur setelah Iwan dan Udin sholat, beberapa jam kemudian Arly baru bangun langsung menuju kamar mandi.
    Pagi telah lewat mereka langsung mempersiapkan kebutuhan untuk pekerjaan pertamanya yang di bantu oleh pak Suyan, "Ayo Din,, arek-arek udah pada siap taa,,", "Udah Pak" jawab Udin. Kemudian  berangkatlah mereka di tempat kerja sambil membawa bahan jualan yang telah disiapkan sebelumnya. 

   Sampai selesai bekerja Udin, Iwan, dan Arly,  kemudian mereka jalan-jalan keliling sebagian Kota Pahlawan di malam hari dengan menggunakan motor yang dipinjami oleh Pak Suyan untuk menikmati malam pertamanya saat di Surabaya. "waah... indah banget di surabaya, banyak pula gedung-gedung tinggi disini," ucap Udin dengan nada senang, tambah Iwan dengan tersenyum, "asyik yaa, bisa di surabaya terus, hehehehe...."  dengan wajah terlihat ceria, cerah, dan sangat gembira, begitupun dirasakan oleh Arly. 

   Kata Udin dengan senyum manis, "waaah,,,, kita hampir tiap malam begini terus, asyik juga rasanya." Hingga satu bulan berturut-turut mereka melakukan hal tersebut sampai terlihat puas di wajah mereka. Teringat oleh Udin yang masih menyimpan nomor HP Eva langsung menelponnya, "Hallo Eva., apa kabar," blaaa, blaa, blaa,, ujar Udin lewat telpon, setelah lama keduanya ngobrol di telpon Ia langsung mengajaknya untuk ketemuan ber-empat.

   Satu hari kemudian pada pukul 07.45pm mereka bertemu di suatu tempat yang sangat bagus, di TP Surabaya tempatnya, ketika mereka sudah ketemu ngobrol, tertawa, bercanda ria bersama, makan bersama, dan menikmati sekali indahnya Kota pahlawan di malam hari itu, dan mereka sangat bahagia sekali karena bisa bertemu dengan teman sekampung yang sama-sama Menjadi Anak Rantau yang bisa berkumpul di tanah orang. “Asyiknya Menjadi Anak Rantau”, ucap Udin dengan gembira.

“Jadi berbanggalah kalian yang menjadi Anak Rantau yang masih bisa tertawa di tanah orang, bercanda ria, dan masih bisa berkumpul dengan teman sekampung. Merantau adalah hal yang sangat menyenangkan, tapi bagi orang yang berjiwa kuat, tegar, dan tabah, karena hidup di tanah orang adalah suatu perjuangan yang berat dan besar”. Namun jika kalian bisa, maka akan merdekalah hidup kalian di tanah orang.

Salam sukses,,,,,,,,. 
Butuh revisi, hehehe

Komentar